Believe - Exercise - Forget - Active - State – Teach (part 5 of 7)
"Learning happens through intentional consumption and attentional creation" –John Spencer
Kemampuan otak manusia menyerap informasi memang tidak terbatas, tetapi kemampuan otak manusia menyerap informasi dalam satu satuan waktu sangat terbatas. Inilah yang disebut sebagai span of attention atau rentang waktu untuk fokus memperhatikan sesuatu. Semakin muda seseorang maka span of attention-nya semakin pendek.
Gen-X kini masih mampu fokus terus menerus selama 10 menit. Gen-Y sekarang mampu fokus 5 menit, sedangkan Gen-Z hanya mampu fokus kurang dari 3 menit. Riset Google menunjukkan saat ini durasi rata-rata video YouTube adalah 4 menit 20 detik, dan seiring waktu bertambah pendek. Jika sesuatu itu tidak menarik di span of attention-nya, mereka akan mencari topik lain yang menarik perhatian. Tetapi jika mereka tetap dipaksa duduk manis memperhatikan, otak mereka akan masuk ke sleep-mode dengan sendirinya.
Seberapa banyak kita menyaksikan kelas pelatihan yang diisi orang-orang yang masuk hanya untuk duduk tersiksa mendengarkan pengajar yang bicaranya membosankan, peserta yang masih sopan mungkin tetap terjaga walaupun pikirannya sudah ke mana-mana, tak sedikit yang keluar masuk ruangan untuk menghilangkan rasa bosan, yang sudah tak tahan bisa jadi terlelap sedari menit pertama saat merasa kelas ini bukan untuk mereka.
Pembelajaran yang efektif ditentukan oleh dua faktor, penyerapan (konsumsi) ilmu yang dilandasi niatan (intensi) yang datang dari dalam diri pembelajar, dan penciptaan (kreasi) ilmu yang memerlukan perhatian (atensi) sang pembelajar. Dari sisi pembelajar, ia perlu aktif meminta feedback pengembangan apa yang dibutuhkannya, aktif mencari tahu ilmu yang akan membantu mengembangkan dirinya, lalu aktif terlibat serta dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Dari sisi organisasi, organisasi perlu aktif memahami setiap orang memiliki kebutuhan pembelajaran yang berbeda, berbeda topiknya, berbeda tujuannya, berbeda keluasan dan kedalaman ilmunya, berbeda cara belajarnya, dan sebagainya. Sehingga pernyataan menggeneralisasi seperti "seluruh manajer kita perlu dibekali ilmu X" menjadi pernyataan problematis, karena bisa jadi tidak semua manajer membutuhkannya, tidak semua manajer yang membutuhkannya perlu belajar semua materinya, dan tidak semua materi bisa diajarkan dengan cara yang sama kepada orang yang berbeda kebutuhannya.
Jika intensi belajar mereka tidak ada, lalu masuk kelas karena disuruh dan terpaksa, maka intensi yang NOL ini tak akan menghasilkan pembelajaran apa-apa. Pun misalnya intensi mereka telah ada dan datang dari diri mereka tetapi atensi mereka tidak dibangun dan terbangun dalam desain dan delivery pembelajaran lalu mereka hanya pasif dan tidak aktif, maka atensi yang NOL hanya jadi pengkayaan pengetahuan tetapi belum tentu menjadi keterampilan.
Pranala luar:
1. The Connection Between Consumption and Creation: https://georgecouros.ca/blog/archives/8833
2. Active Learning: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Active_learning?wprov=sfla1