Hal itu disampaikan dalam FHCI Connect Expert Series 3 bertema "HC Talent Development: Global Trend, Future Insight and Development" di Nawasena Building Mandiri Corporate University, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Wakil Ketua Umum FHCI yang juga Direktur Manajemen SDM dan Transformasi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Hadjar Seti Adji menegaskan pentingnya pengembangan talenta human capital agar calon pemimpin di level strategis memiliki kapasitas yang mumpuni.
"Seringkali posisi direktur HC justru dijabat oleh orang di luar bidang HC karena talenta internal belum cukup siap. Karena itu, pengembangan talenta HC harus dipastikan berjalan dengan baik dan berkesinambungan," ujar Hadjar.
Acara, yang juga dihadiri oleh SVP Learning Human Capital PT Danantara Asset Management (Persero) Muhammad Fahmi El Mubarak tersebut, menghadirkan tiga pakar sumber daya manusia, yaitu President Director Mercer Indonesia Isdar Andre Marwan, Head of Government and Public Sector LinkedIn Indonesia Lanny Wijaya, dan SVP Group Head Human Capital Strategy & Talent Management Bank Mandiri Handi Kurniawan.
Isdar Andre Marwan menyoroti rendahnya investasi perusahaan pada fungsi SDM. Berdasarkan data Mercer, pada 2020 peningkatan anggaran HR hanya 0,76 persen, lebih rendah dari IT, yakni tiga persen, maupun keuangan, satu persen.
"Padahal, HR memiliki peran strategis dalam mendorong transformasi bisnis. Saat ini 60 persen fungsi HR masih terserap pada administrasi, hanya 10 persen yang menyentuh strategi," ujarnya.
Isdar menekankan perlunya pergeseran peran HR dari sekadar transaksi menuju strategi. "HR harus mampu shift from perform to transform, meningkatkan efisiensi dengan teknologi, serta membangun employee experience yang baik. Karyawan dengan pengalaman kerja positif terbukti 14 persen lebih produktif dan lebih jarang absen," katanya.
Lanny Wijaya menekankan perubahan lanskap keterampilan di Indonesia. Menurut data LinkedIn, dalam lima tahun terakhir jumlah lowongan pekerjaan di platform turun dari sekitar 40 ribu menjadi 19 ribu pada awal 2024, sebelum kembali naik menjadi 21 ribu pada Juli. "Hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja terus berubah. Dalam lima tahun ke depan, 68 persen keterampilan di Indonesia akan berubah," ujarnya.
Ia menambahkan perusahaan harus membangun AI-first talent organization dengan fokus pada literasi digital, pengembangan soft skills, serta etika penggunaan teknologi. Sementara itu, Handi Kurniawan menegaskan pentingnya kerangka 70-20-10 dalam pengembangan talenta, yaitu 70 persen pembelajaran melalui pengalaman kerja, 20 persen dari mentoring dan coaching, serta 10 persen dari pembelajaran formal. "Kerangka ini terbukti efektif dan berbasis riset. Tantangannya ada pada eksekusi, kualitas feedback, dan mutu program pengembangan itu sendiri," katanya.
Handi juga menekankan perlunya niat tulus dalam membina SDM.
"Kalau kita mengembangkan orang tanpa intensi yang benar, orang akan merasakannya. Tetapi jika dengan niat baik, dampaknya akan membekas sepanjang karier mereka," ujarnya.
Melalui forum ini, FHCI menegaskan kembali pentingnya penguatan talenta, transformasi peran HR, serta pemanfaatan teknologi secara bertanggung jawab agar dunia kerja di Indonesia mampu menghadapi era AI dengan lebih adaptif.
