Direktur SDM dan Umum PT Pupuk Indonesia (Persero), Tina T Kemala Intan, mengatakan IDP merupakan instrumen penting untuk meningkatkan kompetensi sekaligus menyelaraskan pertumbuhan profesional pegawai dengan kebutuhan organisasi.
“IDP ini adalah alat terstruktur sekaligus personal untuk membantu pegawai mengembangkan diri dan tujuan kariernya. Dengan IDP, kompetensi meningkat, kesenjangan keterampilan berkurang, dan pertumbuhan tetap sejalan dengan kebutuhan organisasi,” ujarnya.
Hal ini disampaikan dalam Sharing Session FHCI Connect Expert Series 2: Unlocking Employee Potential with Personalized AI-Driven Development di Plaza Pupuk Kaltim, Jakarta, Rabu (27/8). Acara tersebut menghadirkan Wakil Ketua Umum FHCI sekaligus Director of Human Capital Management PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Hadjar Seti Adji, serta SVP HC Information and Technology PT Danantara Asset Management (Persero), Jemmy Maruto.
Pada kesempatan itu, Founder & Managing Director Tjitra Consulting, Dr. Phil Hora Widjaja Tjitra, menambahkan IDP kerap gagal karena ketidakjelasan tujuan, metode, dan alasan pelaksanaan. “Banyak IDP tidak memberi hasil nyata karena kaburnya ‘what’, ‘how’, dan terutama ‘why’,” katanya.
Menurutnya, AI membuka peluang besar untuk menjadikan IDP lebih personal, akurat, relevan, dan efisien. Teknologi ini mampu menganalisis kompetensi, memberi rekomendasi pembelajaran, hingga memprediksi jalur karier. “AI adalah listrik baru. Dengan AI, IDP lebih adaptif dan hemat biaya,” ujarnya.
Ia memperkenalkan lima level solusi AI, dari mesin pencari hingga personalisasi pengalaman belajar. AI juga mendukung kepemimpinan, mentoring, pembelajaran daring, peer coaching, dan manajemen kinerja. Namun, ia menekankan pemanfaatannya harus penuh kesadaran.
“AI punya dua sisi. Karena itu, kita tetap harus menjaga pola pikir kritis, memahami keterbatasannya, dan bertanggung jawab dalam pemanfaatannya,” tutup Hora.